Doa Walimatul khitan Terlengkap, Doa saat di sunat
Doa walimatul khitan adalah sebuah rangkaian doa yang diucapkan dalam acara syukuran khitanan, sebagai ungkapan rasa syukur dan harapan baik kepada Allah SWT. Khitanan sendiri merupakan momen penting dalam kehidupan seorang anak, khususnya dalam tradisi Islam, sebagai bagian dari pelaksanaan ibadah dan pendidikan agama.
Dalam doa ini, orang tua memberikan harapan agar sang anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat, kuat, dan bertakwa. Selain itu, doa walimatul khitan juga meminta perlindungan dari Allah terhadap anak, serta agar ia diberikan bimbingan dalam menjalani hidupnya ke depan. Dengan diadakannya acara walimatul khitan, keluarga dan kerabat berkumpul untuk merayakan sekaligus mendoakan masa depan yang cerah bagi sang anak.
Doa ini biasanya disampaikan dengan khidmat dan dihadiri oleh para tamu, termasuk sanak saudara, tetangga, dan teman-teman. Melalui doa walimatul khitan, tersimpan harapan akan keberkahan, kebahagiaan, dan keberhasilan, baik untuk sang anak maupun untuk seluruh keluarga. Acara ini menjadi momen yang tak hanya merayakan langkah awal si anak menuju kedewasaan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan spiritual antar sesama.
Doa Walimatul khitan
Sebagai sebuah perintah agama, kewajiban khitan sangat baik sekali jika diawali dengan doa. Dalam Kitab Hilyatun Nufus lil ‘Aris wal ‘Arus, tertulis sebuah doa ketika seseorang akan dikhitan yakni:
اَللَّهُمَّ هَذِهِ سُنَّتُكَ وَسُنَّةُ نَبِيِّكَ، صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَآلِهِ، وَاتِّبَاعٌ مِنَّا لِنَبِيِّكَ، بِمَشِيْئَتِكَ وَإِرَادَتِكَ وَقَضَائِكَ لِأَمْرٍ أَرَدْتَهُ وَقَضَاءٍ حَتَمْتَهُ، وَأَمْرٍ أَنْفَذْتَهُ، وَأَذَقْتَهُ حَرَّ اْلحَدِيْدِ فِيْ خِتَانِهِ وَحِجَامَتِهِ بِأْمْرٍ أَنْتَ أَعْرَفُ بِهِ مِنِّيْ.
Alloohumma haadzihii sunnatuka wa sunnatu nabiyyika, sholawaatuka ngalayhi wa aalihii, wat tibaangun minnaa li nabiyyika, bi masyii-atika, wa iroodatika, wa qodhoo-ika li amrin arodtahuu, wa qodhoo-in hatamtahuu, wa amrin anfadztahuu, wa adzaqtahuu harrol hadiidi fii khitaanihii wa hijaamihii bi amrin anta a'rofu bihii minnii.
Ya Alloh, ini adalah sunnah-Mu dan sunnah nabi-Mu. Semoga rahmat tercurah padanya dan keluarganya. Dan kami mengikuti nabi-Mu dengan kehendak-Mu dan qodho-Mu. Karena suatu hal yang Engkau inginkan. Karena suatu hal ketentuan yang Engkau tetapkan. Karena suatu perkara yang Engkau laksanakan, dan Engkau merasakan padanya panasnya besi dalam khitan dan bekamnya karena suatu perkara yang Engkau lebih tahu dari aku.
اَللَّهُمَّ فَطَهِّرْهُ مِنَ الذُّنُوْبِ، وَزِدْ فِيْ عُمْرِهِ وَادْفَعِ اْلآفَاتِ عَنْ بَدَنِهِ وَاْلأَوْجَاعِ عَنْ جِسْمِهِ، وَزِدْهُ مِنَ اْلغِنَى وَادْفَعْ عَنْهُ اْلفَقْرَ فَإِنَّكَ تَعْلَمُ وَلَا نَعْلَمُ.
Alloohumma fa thohhirhu minadz dzunuub, wa zid fi umrihii, wadfangil aafaati ngan badanihii wal awjaa-i ngan jismihii, wa zidhu minal ghinaa, wadfa' nganhul faqro, fa innaka ta'lamu wa laa na'lamu.
Ya Alloh, maka sucikanlah dia dari dosa-dosa. Tambahlah umurnya. Jagalah tubuhnya dari penyakit. Dan tambahlah kekayaan padanya dan jauhkan dari kefakiran. Maka sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui sementara kami tidak mengetahui.
Sementara dalam Kitab Perukunan Melayu terbitan Alaydrus, halaman 50, disebutkan sebuah doa dari orang tua untuk anak dan keturunannya agar senantiasa dalam keadaan selamat, yakni:
اللَّهُمَّ بِحُرْمَةِ النَّبِيِّ وَالحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَأُمِّهِ وَأَبِيْهِ وَنَجِّنِيْ مِنَ الغَمِّ الَّذِيْ فِيْهِ يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ، وَأَسْئَلُكَ أَنْ تُحْيِيَ قَلْبِيْ بِنُوْرِ مَعْرِفَتِكَ أَبَدًا أَبَدًا يَا رَسُوْلَ اللهِ يَا اللهُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ.
Alloohumma bi hurmatin nabiyyi, wal hasani, wa akhiihi, wa ummihii, wa abiihi, najjinii minal ghommil ladzii fiihi, yaa hayyu, yaa qoyyuumu, yaa dzal jalaali wal ikroomi, wa as-aluka an tuhyiya qolbii bi nuuri ma'rifatika abadan abadan, yaa rosuulalloohi, yaa Alloohu, yaa arhamar roohimiina, wal hamdu lillaahi robbil ngaalamiina.
Ya Alloh, demi kehormatan Nabi Muhammad SAW, Hasan, saudaranya, ibunya, dan bapaknya, selamakanlah aku dari kebingungan yang ada di dalamnya. Wahai Zat yang hidup, wahai Zat yang maha tegak, wahai Zat yang maha besar dan mulia, aku memohon kepada-Mu agar menghidupkan hatiku dengan cahaya makrifat-Mu selamanya, wahai Rosululloh, ya Alloh (3 kali), dengan rahmat-Mu, wahai Zat yang maha pengasih. Segala puji bagi Alloh, Tuhan sekalian alam.
Sejarah Khitan
Menilik sejarah, Nabi Ibrohim AS menjadi manusia pertama di muka bumi ini yang dikhitan karena merupakan perintah dari Alloh SWT, walau saat itu ia sudah dalam usia 80 tahun. Kewajiban ini tidak hanya diberlakukan pada zaman Nabi Ibrohim. Sampai dengan zaman Nabi Muhammad SAW dan umatnya pun ibadah ini terus menjadi sebuah keharusan. Wallahu a’lam. (Ustadz H Muhammad Faizin)